Alasan utama saya masuk UNJ adalah karena
saya memang bercita-cita menjadi guru, sejak saya SD. Dan cita-cita tersebut
mantap sejak saya kelas 2 SMP. Saya sesungguhnya baru benar-benar tau UNJ sejak
2 SMA. Waktu itu abang saya kelas 3 SMA dan dia ingin masuk UNJ dan itulah
awalnya saya juga mau masuk UNJ. Mungkin hanya sebagian kecil orang yang ingin
masuk UNJ karena bercita-cita menjadi guru. Tapi saya memantapkan dulu ingin
menjadi guru baru setelah itu menetapkan untuk memilih UNJ.
Alasan kedua saya memilih UNJ yaitu because
“It’s the one and only State University in Jakarta”. Tentu saja kebanggan
tersendiri bagi saya dan keluarga jika saya bisa menjadi salah satu dari
puluhan ribu orang yang duduk di bangku UNJ tersebut J Dan UNJ Rawamangun berlokasi
tidak jauh dari tempat tinggal saya yang beralamatkan di Jl. Usman Harun RT 014
RW 05 no:6 Kel. Kebon Pala Kec. Makassar Jakarta Timur 13650.
Kalau kalian ingin tau apasih alasan
utama yang bisa membuat saya memilih untuk bercita-cita sebagai seorang
pendidik yaitu karena mama saya. Mamaku adalah seorang guru honorer di salah
satu SDK di daerah Mangga Besar Jakarta Pusat. Dan juga seoarang guru agama di
SMPN di daerah Halim Perdana Kusuma. Dialah alasan pertama mengapa saya ingin
sekali menjadi seorang guru. Keluarga besar saya juga banyak yang bekerja
sebagai tenaga pendidik. Bahkan kakak dan nenek saya dulu juga seorang guru dan
kepala sekolah di kampung halaman saya.
Tapi ada satu momen dimana saya
benar-benar memantapkan cita-cita tersebut. Waktu itu saya masih duduk di
bangku kelas 2 SMP dan waktu itu pelajaran Matematika, yang merupakan pelajaran
favorite saya. Pak Suratno adalah guru yang mengajar dan merupakan salah satu
guru ter-killer yang ada di SMP saya waktu itu. Banyak teman saya yang takut
sama beliau, tapi tidak dengan saya. Mungkin itu dikarenakan saya sudah
menyukai pelajaran tersebut jadi saya tidak merasa takut. Saya ingat betul
waktu itu ada PR yang harus dikerjakan di depan kelas dan pak Suratno
menawarkan kepada murid-murid apakah ada yang berani maju mengerjakan di depan
kelas. Mungkin karena banyak yang takut jadi tidak ada yang berani maju.
Kebetulan saya sudah mengerjakan PR tersebut dan mengerti soalnya karena sudah
terlebih dahulu diajarkan ayah saya di rumah. Akhirnya saya yang pada dasarnya
adalah siswi yang pemalu mencoba memberanikan diri mengacungkan tangan dan
mengerjakannya di depan kelas. Waktu itu saya duduk di bangku 2 baris dari
belakang, dan selama jalan ke depan kelas kaki saya gemeteran dan saya
benar-benar gerogi karena ini kali pertama. Saat sedang menuliskan jawaban di
papan tulis tangan saya pun gemetar. Setelah selesai menuliskan jawaban di papn
tulis tak di sangka pak Suratno meminta saya untuk menjelaskan seolah-olah saya
adalah seorang guru. Seketika saya tediam karena kaget dan malu. Akhirnya
dengan keberanian full saya memberanikan diri untuk menjelaskan kepada
teman-teman saya di depan kelas. Saat saya menjelaskan suara saya pun gemeteran
karena terlalu gerogi. Setelah saya selesai menjelaskan dan masih dalam posisi
di depan kelas terlintas kalimat ini dalam pikiran saya “Suatu saat saya akan
ada dalam posisi seperti ini, mengajar dalam kelas”. Terlebih saya menginginkan
mengajar Matematika yang saya sukai tersebut. Sejak saat itulah saya mantap
untuk bercita-cita sebagai seorang guru.
Masih banyak kejadian-kejadian lain yang
memantapkan hati saya untuk menjadi seorang pengajar. Terlalu panjang kalau
saya jelaskan disini hehe :D
Universitas Negeri Jakarta adalah universitas pencetak pengajar-pengajar profesional, karena memang para mahasiswanya di arahkan untuk menjadi seorang pengajar. Kalau orang lain dengar kata-kata UNJ mereka sudah tau kalau itu adalah kampus pencetak guru-guru profesional. Karena itulah saya benar-benar ingin menjadi bagian dari UNJ.
Universitas Negeri Jakarta adalah universitas pencetak pengajar-pengajar profesional, karena memang para mahasiswanya di arahkan untuk menjadi seorang pengajar. Kalau orang lain dengar kata-kata UNJ mereka sudah tau kalau itu adalah kampus pencetak guru-guru profesional. Karena itulah saya benar-benar ingin menjadi bagian dari UNJ.
Saat tes SNMPTN saya hanya memilih UNJ
sebagai tujuan saya dan pastinya saya juga memilih Program Pendidikan
Matematika seperti yang sudah lama saya harapkan dan Pendidikan Teknik Informatika
& Komunikasi. Tapi ternyata hasil yang saya dapatkan tidak seperti apa yang
saya inginkan. Lalu saya lanjutkan tes SM-UNJ, yaitu PENMABA. Di tes ini saya
tak mundur untuk tetap mencantumkan Program Pendidikan Matematika sebagai salah
satu pilihan saya. Sewaktu saya cek di
internet ternyata saya lolos ke tahap selanjutnya, yaitu tes wawancara dalam
bahasa inggris. Sekedar informasi, untuk PENMABA dibuat tes wawancara dalam
bahasa inggris karena MABA yang lolos dari PENMABA akan diarahkan untuk bilingual. Dan saya adalah orang yang lemah dalam speaking. Tapi saya mencoba
untuk tetap optimis. Bersama teman kenalan saya yang juga lolos ke tahap
wawancara, kami mencoba keliling Kampus B untuk bertanya pada para senior
tentang bagaimana tes wawancara tahun-tahun sebelumnya. Beruntungnya dia
orangnya berani jadi saya yang memang rada pemalu tidak harus banyak bicara.
Waktunya pun tiba dan saya benar-benar
gerogi. Semua yang sudah saya persiapkan dan pelajari seakan-akan hilang
setelah saya berhadapan dengan penguji.
Hingga waktunya pun tiba untuk melihat
pengumuman. Tapi karena terlalu banyak yang membuka situs untuk melihat hasil
SM-UNJ tersebut akhirnya saya pun harus ke kampus UNJ untuk melihat langsung pengumumannya.
Mata saya tertuju pada mading yang berisi prodi-prodi FMIPA. Dan setalah saya
cari ternyata nama saya tidak ada. Seketika seakan badan saya tak bertulang,
benar-benar lemas, tak tau apa yang akan terjadi, seakan semua harapan pupus
sudah pada waktu itu, semua kesedihan bercampus jadi satu. Seketika air mata
pun menggenang di mata :’( Lalu saya teringat pada pilihan kedua saya dan
segera melihat ke mading yang berisi prodi-prodi FT. Lalu saya menemukan nama
saya di urutan ke-3 dari 48 orang. Semua rasa sedih, kecewa hilang seketika
menjadi semangat baru. Setidaknya tetap ada harapan menjadi guru dan bisa
menjadi bagian dari @MahasiswaUNJ tahun 2012.
Saya lolos di pilihan Program Pendidikan
Teknik Elektronika. Sempat bingung bagaimana nanti saya ke dapannya, apakah
saya sanggup. Jujur ini bukan pilihan saya, dan saya benar-benar tidak berminat
di bagian tersebut. Ini adalah pilihan mama saya. Tapi karena dasar saya adalah
IPA dan saya memang menyukai hitung menghitung maka saya tetap lanjutkan.
Pilihan saya 2x gagal tapi 1x pilihan mama langsung berhasil berarti memang ada
rencana Tuhan menempatkan saya di sini. Kalau kalian fikir setelah saya tidak
lolos di Pendidikan Matematika lalu niat saya menjadi seorang guru juga
terhenti, itu SALAH besar. Justru saya semakin tertantang bagaimana mengajar di
SMK yang mayoritas cowok tersebut, tapi
saya masih berharap bisa mengajar Matematika di SMP atau SMA.
Saya bangga telah menjadi bagian dari @KampusUNJ
dan menjadi salah satu Mahasiswi UNJ. Saya juga ingin berkontribusi dengan
kampus tercinta ini dengan menjadi bagian dari @KopmaUNJhttp://www.kampusunj.com/
Kenapa pengalamannya sama banget sama saya :"""") kamu angkatan berapa di unj?
ReplyDelete